Puisi Menantang Nyawa
semerbak bauh amis magis mengalir dalam darah
menyesakan nafas degup jantung kuat berdetak
rintik hujan tak terdengar kala itu
saat panji panji tembang laskar pencabut nyawa di kumandang kan
raga dan jiwa bergetar
bergetar hingga runtuh jatuh lunglai
semua hilang, gelap
tak terlihat terang sedikt pun dari tirai jendela berdesir...
angin berhamburan masuk menyeruduk
menari jiwa ini keluar, keluar dari atap rapuh raga terjungkal
teriakan memilukan seketika terdengar
terdengar kuat hingga merontokan sisa sisa debu yang melekat erat
seketika jadi riuh gaduh terdengar
teriakan histeris pencabut nyawa nyata melengking
melawan dan membunuh, satu demi satu raga mati
satu yang tersisa dari barisan terkuat,
dia berdarah kaku, bisu memandang menantang
menantang hinggah semuanya terbelah
walau tak tersisah darah di badan
ini untuk hidup
by jhoe wain