Langsung ke konten utama

Postingan

sayap sayap patah - 2

sayap sayap patah - 2 Beginilah kisah itu terbuang  Dari muntahan yang tidak lagi menemani serapah menjadi amarah mengepak tak indah, awan di atas hitam tak lagi memukau mengkilau aku hamparan pasir putih ku selami menyibak deru air dari mata hambar lidah ku kecap manis cuma pengias cerita kembali menengadah menatap yang layak ku tatap namun tak berharap lebih bintang dibawah mu ku bernaung, bawah jiwa terbang bersama angin Lelah memang dunia sudah semakin menua sesak dada ku mengingat maya hanyalah teman aku mengais luka yang kian bernanah ini hingga dalam ke selaput hati ku buang saja tak pantas harus terus mengibah, terlanjur sudah mengingat sumpah biarkan saja jadi cerita kembali menengadah menatap yang layak ku tatap namun tak berharap lebih bintang dibawah mu ku bernaung, bawah jiwa terbang bersama angin Hingga akhirnya ku harus bangkit dan berdiri disini………. ku paksakan sayap sayap patah ku melintasi mimpi ku bawah pergi luka dan derita
Postingan terbaru

Lepaskan Hati

Lepaskan Hati Sendiri bersama malam, di dunia ku pijak terhenti kaku nafas mengibah pada hujan, aku luluh tak bertulang, aku tak sempurna katakan kepada ku bulan, siapa selanjutnya biar tak merana diri dalam bisu Lepaskan hati ku pergi menjauh dari cinta semu tak abadi katakan pada diri ku bintang, siapa selanjutnya biar ku tak lagi mencari,- aku lelah sendiri disini Mengingat lalu, luntur hati ku merindukan semu sirna kala nyata tak lagi menjadi indah ku melihat mu disana tersenyum mengiris hati ku, serapah terucap namun hati mengiklaskan Lepaskan saja hati ku pergi sebelum hujan datang kan pelangi bye jhoe wain

Ketika Rindu Bukan Milik Kita Lagi

Ketika Rindu Bukan Milik Kita Lagi Aku bersama untaian angin lepas, terbang bersama rinai hujan hawa dingin mengalir membendung jiwa, hangat itu lenyap sekujur tubuh basah dan menggigil, merintih di kelam malam dan bisu aku terbaring kaku di ujung jalan, tak sanggup kaki bergerak kaku aku mati raga, mati rasa, mati jiwa ku biarkan mata ini terpejam, menikmati perih yang menusuk hingga ke ubun merusak otak saraf ku dan lumpuh lumpuh dunia ku pijak, mengangkat ku pergi,  pergi meninggal dunia dan senyap bye jhoe wain

Menanti Usainya Sepi

Menanti Usainya Sepi Denyut kursi bergoyang menemani sepinya hari hembusan angin berbisik tanda bermain wajah mentari tersenyum bahagia dan ku sendiri  menanti usainya sepi bagai air yg tak tau kan bermuara bisikan sayu hujan dimalam ini bahkan tak terdengar indah lagi bulan yg menemani  tak menampakan indahnya lagi aku sendiri menunggu sepi Denyut kursi bergoyang menemani sepinya hari hembusan angin berbisik tanda bermain wajah mentari tersenyum bahagia dan ku sendiri  menanti usainya sepi bagai air yg tak tau kan bermuara bisikan sayu hujan dimalam ini bahkan tak terdengar indah lagi bulan yg menemani  tak menampakan indahnya lagi aku sendiri menunggu sepi By Jhoe Wain

Surat Untuk Keysa 2

Surat Untuk Keysa 2 Keysa tak sadarkan diri cukup lama, Iten yang datang setelah dengar kabar dari tetangga kosan keysa bingung dengan keadaan temannya itu, apa gerangan yang membuat keysa menjerit dan pingsan, di samping keysa Cuma ada selembar surat, Iten membaca dan berusaha memahami isi surat tersebut, namun masih saja bingung, apa hubungan surat dan pingsannya keysa..? Itenpun terhanyut dalam seribu Tanya, hingga tanpa sadar keysa yang sudah siuman Cuma tersenyum melihat kegelisaan iten, terimakasih ya sob sudah mau datang , ucap keysa lirih, iten terlihat sedikit kaget dengar sapaan temannya itu, eh da bangun ya putri cantik sedunia jawab iten sambil mengambil air putih yang sudah di sediakan dari tadi dan menyerakan kepada keysa Setelah meneguk segelas air putih keysa bertanyaa kamu uda baca surat itu..? iten pun langsung menjawab ia sudah, apa surat itu yang membuat mu pingsan..? keysa seketika menjadi murung Itenpun kembali bertanya kamu kalau nolak cin

Rest In Peace

Rest In Peace Ku sandarkan hati ini jauh ke sana, ( yani e goe kewareik kae ) ke pangkuan mu ( goe tede eka kabur kae ), berlabu sebentar bersama perih luka raga lalu berhembus pergi ( moe balik lela jaha we, kayanya genta pia geha daek, kolo ka' juga ala jaha kae ) berusaha membilas luka mu ( nai blara jaha k..? ) namun terik terlalu kuat menyengat ( rae pia eki oba pia ono, jadi sama wau dan nana ) Ku kuatkan hati mu walau senduh ku tak bisa di bendung, sabarlah sebentar, walau waktu kian tak berpihak ( no e, doi goe amu kae,- wahak di kae ) sementara di sini ku bangun kekuatan tak pasti berharap kau datang dan hilang siksa di raga ( goe kumpul doi kia,-wulan waink moe hau,- moe ait doi tega ne ) aku menguatkan mu, dan kau mengiyakan itu ( goe kaik berobat kae, maka lali dukun kae, iak pelali sai berhari hari tapi kaya sudalah, goe percaya hala ) berharap datang keajaiban lain namun takdir selamanya tak indah,-aku mendengar rintahan sakit mu untuk terakh

Kemarin adalah DENIAL

Kemarin adalah DENIAL Kemarin adalah DENIAL,- bagiku bukan kamu yang bermasalah tapi dia yang aku paham adalah kamu tak pernah mencoba berpaling kamu hanya untuk aku mungkin jika terjadi karena dirimu khilaf aku maafkan kamu aku masi menerima kamu kemarin juga adalah ANGGRY yang kutampilkan bagiku dia penghancur kamu pembohong kucaci maki dirimu kucaci maki dirinya apa yang ku pegang terhempas semua kelantai kusobek sobek fotomu kemarin pun sempat BARGAIN dalam diriku seandainya aku bisa lebih ngerti kamu seandainya aku bertanya dulu seandainya aku bisa lebih sabar seandainya aku paham situasi kamu seandainya...seandainya...seandainya..... kemarin juga sempat DEPRESI ku alami aku ingin mati aku ingin bunuh kamu aku ingin bunuh dia aku ingin pergi dari diriku Dan akhirnya hari ini adalah ACCEPTANCE bagiku ya sudalah..... aku harus bangkit dia bukan masalah dia hanyalah ujian aku masih bisa membangun kehidupanku