Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2013

Rest In Peace

Rest In Peace Ku sandarkan hati ini jauh ke sana, ( yani e goe kewareik kae ) ke pangkuan mu ( goe tede eka kabur kae ), berlabu sebentar bersama perih luka raga lalu berhembus pergi ( moe balik lela jaha we, kayanya genta pia geha daek, kolo ka' juga ala jaha kae ) berusaha membilas luka mu ( nai blara jaha k..? ) namun terik terlalu kuat menyengat ( rae pia eki oba pia ono, jadi sama wau dan nana ) Ku kuatkan hati mu walau senduh ku tak bisa di bendung, sabarlah sebentar, walau waktu kian tak berpihak ( no e, doi goe amu kae,- wahak di kae ) sementara di sini ku bangun kekuatan tak pasti berharap kau datang dan hilang siksa di raga ( goe kumpul doi kia,-wulan waink moe hau,- moe ait doi tega ne ) aku menguatkan mu, dan kau mengiyakan itu ( goe kaik berobat kae, maka lali dukun kae, iak pelali sai berhari hari tapi kaya sudalah, goe percaya hala ) berharap datang keajaiban lain namun takdir selamanya tak indah,-aku mendengar rintahan sakit mu untuk terakh

Kemarin adalah DENIAL

Kemarin adalah DENIAL Kemarin adalah DENIAL,- bagiku bukan kamu yang bermasalah tapi dia yang aku paham adalah kamu tak pernah mencoba berpaling kamu hanya untuk aku mungkin jika terjadi karena dirimu khilaf aku maafkan kamu aku masi menerima kamu kemarin juga adalah ANGGRY yang kutampilkan bagiku dia penghancur kamu pembohong kucaci maki dirimu kucaci maki dirinya apa yang ku pegang terhempas semua kelantai kusobek sobek fotomu kemarin pun sempat BARGAIN dalam diriku seandainya aku bisa lebih ngerti kamu seandainya aku bertanya dulu seandainya aku bisa lebih sabar seandainya aku paham situasi kamu seandainya...seandainya...seandainya..... kemarin juga sempat DEPRESI ku alami aku ingin mati aku ingin bunuh kamu aku ingin bunuh dia aku ingin pergi dari diriku Dan akhirnya hari ini adalah ACCEPTANCE bagiku ya sudalah..... aku harus bangkit dia bukan masalah dia hanyalah ujian aku masih bisa membangun kehidupanku

Cintamu semu sementara bayanganmu palsu

Cintamu semu sementara bayanganmu palsu Ketika ada cinta,Dunia yang sejuk terasa seakan surga Hadirmu mendatangkan tawa, dan Aku hidup diantara jutaan manusia Penuh cinta bagai  bunga bermekaran di tamana pelangi Sayang, semuanya adalah semu Bayangmu adalah palsu Hadirmu bukanlah jiwamu yang sesungguhnya Cintamu bukanlah daging yang berbagi kasih  Bayangmu adalah palsu Kamu datang sebagai pelipur lara  Kamu pergi membuatku merana Aku hidup tak berpenopang Menanti hadirnya pahlawan bertopeng Cintamu semu, bayanganmu palsu Kumpulan Puisi - Puisi Cintamu semu sementara bayanganmu palsu ( Riet Lamuri  ) - By Jhoe Wain

Kami Angkatan Ini Bukan Sampah Tuan

Kami Angkatan Ini Bukan Sampah Tuan Mengibah bumi mendung kelabu bersama tangisan liar langit Malam itu rintihan tertahan di antara napas gaduh pencari belulang Luka dan nanah mengalir pedih menutupi mata dan mimpi hati tak bisa berbicara hati, rasa bercampur cuka hingga kaku KAMI ANGKATAN INI bukan SAMPAH Tuan,- kau sapuh sapuh lalu kau buang. Kau najiskan perkara hina bergaung NISTA biar ku terkecoh sunguh malang nasib ku,- tanah ku pijak tak senyaman dulu lagi Ku LUDAHI bumi ini dengan angkara murka dan BERDIRI  Kita sejajar TUAN,- Angkatan ini kemarin mati layu kau buat Kini Berawalan dari jalanan kami bersuara hingga serak suara hilang, berawal dari jalanan suara kami kini satu tak bisa kau badohi by Jhoe Wain

Ibu Berbohong Lagi

Ibu Berbohong Lagi “Air mata  ini bukan karena ibu lapar,  namun karena ibu senang  melihat kamu makan dengan lahapnya nak..” Hari ini ibu berbohong lagi!!  sudah dua hari ini tak ada rupiah untuk kami makan,  seharian ibu pergi,  entah kemana ibu mengumpulkan plastik bekas itu.  wajahnya yang lesuh,  nampak dari kejauhan sembari menenteng ongokan sampah plastik .  Tiba dirumah dengan senyuman seperti tak berbeban.  Ada 5000 rupiah di genggamannya hanya cukup untuk satu bungkus nasi.  Nak pergilah beli nasi di warung sebelah.... ungkap ibu.  akupun bergegas, dan bersukur pada Tuhan..  "ya Tuhan akhirnya ada makan untuk hari ini untuk aku dan ibu",  aku pulang membawa sebungkus nasi telur,  ibu tersenyum lalu mengambil bungkusan itu dan meletakanya di atas piring, lalu berkata  "makanlah nak,,!"  dengan senang hati aku menyantap makanan itu,  setelah tiga suapan ke mulutku aku melihat pada ibuku yang pipinya sedang