Semoga anda menyukainya, salamat membaca, selamat menikmati maaf bila tak terlalu indah untuk di dengarkan
Bintang sia
Akulah bintang
pembawa sinar dan kehancuran
gelisa raga ku menanti duka
gelisa raga ku menanti derita
jangan kau agungkan diri mu di atas derita ku
karna aku pembawa murka
jangan pula kau menatap ku dengan hina
karna kau penghancur seribu bintang yang benderang
jangan kau tangisi itu sayang
jangan kau berduka biar ku mengibah
akulah bintang
pembawa sial dan kebencian
atas diri mu
by jhoe wain
Kertas Usang Goresan Cinta
Seperti biasanya aku berusaha tenang menghadapi mu,
walaupun terasah sakit di dada ini karna sikap mu….
ingin rasanya ku menjerit sekeras mungkin pada bintang jauh di atas ubun ku…
agar dia tau, aku butuh sentuhan lembut dari sang hawa,
bukan birahi tak bertepi, yang hanya melepaskan jiwa ku dari raga tak berbudi…
Di bawah naungan pelangi tempat ku berteduh…
aku membenamkan lamunan ku jauh kesana menghampiri Mu,
ku coba selaraskan jalan ini..
ku coba selaraskan langkah ini..ku petik buah – buah indah cinta kita dan ku simpang…
Ku buang yang lapuk dan ku tebas bersih rumput ilalang yang membungkam mu dari terang…..ku tatah
kembali ruang rindu mu dan ku tulis nama ku disana…semuanya terlihat indah dan aku pun pergi……….
Sederhana saja itu mau ku..tak perlu tunjukan diri pada dunia agar terlihat megah..
tak perlu menebarkan senyum pada awan agar langit terpukau….
aku mencintai mu bukan karna indah di pandang mata…
aku mencinta mu bukan karna senyum menawan yang usang di ujung bibir…
tapi aku mencintai karna kau lah nafas jiwa ini…
begitulah cara ku bangun cinta ini dan hingga kini aku masih seperti yang dulu..seperti yang lalu..seperti
kemarin tetap mencintai Mu
Ku mohon kau mengerti bukan sekedar anggukan kepala…
tak jenuhkah diri mu membuat luka di atas luka...tak ingin mencela atau memarahi mu…
biar kan sejenak ku obati luka ini….
Tak akan pergi dari diri mu..jika berlalu bawa juga jiwa ini…
tak akan ku hapus goresan kusam..biarlah menjadi debu bersama raga...kekal….
by jhoe wain
Air Mata
wajah berganti wajah, pudar semakin memudar
di balik senyum merawat lara, sedih ku lihat terpikat sendu
tawar sapa karna tergores, hati terluka saat ku hilaf
maaf tak mengganti kelam menjadi terang
rembulan meredup tersembul marah mentari jingga
apalah salah embun di pagi pun tak mau datang
berkaca mata hujan kelabu benamkan wajah
duhai dinda jangan kau gusar, hati ku satu untuk mu saja takan terganti
jangan kau marah bilah ku salah maafkan saja
takan berarti hidup dan mati tampa senyum di bibir manis mu
by jhoe wain
Nafas Ku
Biarkan hati ini berbicara, biar lega jantung berdetak
panas seakan darah mengalir ke ubun, memandang lekat wajah mu ayu
lirik pandang mencuri, mencuri hati pemelik ranum bibir ku kecap
manis, memukau hati ku, terpukul terkulai memohon
gadis ayu tertunduk seakan resa, gelisah melirik manja seakan bertanya
ku biarkan air tunduk basahi hati, mengalir biar tenang
dari hati ku labukan cinta, dari cinta ku harap kekal
seperti benteng kokoh di atas karang, ku biarkan hati berkata jujur
cinta ini menggetarkan sukma, napsu ku kini miliki diri mu
by jhoe wain
Rinai
panas ini membakar ku saja
menyalakan jiwa muda berarak dentuman palu
berpijar, memercikan seribu dentuman api semangat
langkah kami serasikan, tangan kami kepalkan
suara kami samakan, merdekaaaa...........!!!
kami anak - anak negri kembali bersuara,
jangan lengah angkatan ini bukan angkatan payah
sebilah pedang kami meruncing
sepercik semangat berkobar membakar
ini perang dini kami
tak akan menyerah, biar puluru tembusi kulit
kami rela demi nusa, kami mati demi bangsa
by jhoe wain
Jenuh sekujur tubuh
Melawan hati ku saja, jenuh sekujur tubuh
manalah mungkin raut hilang dalam ingatan semenit..?
rindu…
jika rindu membicarakan rasa
hati dan jiwa entahlah melayang kemana…..?
aku ego, diri mu menipu
kenapa cinta terbendung jarak jika bumi ini tak berbeda
aku dan dirimu masih di tanah yang sama…….
disini…
di atas awan ku labuhkan rasa
bersama angin ku selipkan rindu
aku merasakan getir sentuhan jiwa
terasa nyata walau tangan menyentuh bayang
kau hidup dalam hati ku
tumbuh begitu saja tak tau sebab kini mengakar di sanubari
pucuk pun mekar, seakan riang tak tau ku gelisah
harus bagaimana lagi ku berucap mesrah
harus bagaimana lagi ku ukir pelangi
aku hidup di antara bayang dan bayang
semu, ku akui tak sempurna lidah mengecap rasa
ku akui hambar jiwa menggenggam rindu
aku dan diri mu masih bersama mimpi kemarin
mengais sisa sisa harapan di atas gundukan terjal mentari terbenam
ku labuhkan garis hidup bersama senyum rembulan menyambut
satu hati, satu rasa, satu cinta
menunggu akhir cerita sempurna
biarkan ini menjadi sejati
by jhoe wain
For you my angel
Disini aku merenung bersama kerinduan dan keindahan
yang menenggelamkan waktu aku tersenyum
ada binar binar kenangan kecil yang menggetarkan kalbu
disini aku menunggu mu-------------------
Hingga mata ini semakin lelah
mengharap bulan merengkuh di balik megah
hembusan kegundahan semakin jelas dalam hening berkabut senja
disini aku menunggu mu---------------------
Berharap terobati luka kerinduan yang kian membeku
yang kian menggusarkan dunia ku berpijak,-
terlintas kembali kenangan lalu, ada kehangatan disana
di balik senyum dan tatapan yang memaksa ku terdiam
disini aku menunggu mu---------------------
Bintang dibawah mu ku bernaung,..bintang dibawah mu ku mengadu
bawa dia kedalam dekapan ku...jangan kau biakan dia terluka,..
dan katakan padanya, "Disini aku menunggu dirinya "
by jhoe wain
Terkapar
aku mati layu sejak itu
tawa ku berubah pilu, tangis ku menjadi aib
mata ku tenang berubah nanar
semua di depan menjadi lawan
kenapa kau coreng muka ku lagi
serentak tawa mu memekakan telinga
ahh itu genderang perang bagi ku
kau ku angkat dari sampah menjadi sampah
kau anggap apa angkata ini
serakah kau ambil juga sisah PUNDI ku
kenapa tak kau hujani saja dengan senjata
biar ku tertawa walau terkapar
by jhoe wain
Fajar dimana
lembah sunyi kembali gemuruh
yang hitam kembali di bawah
sebuah ucapan mati rasa menyambut
kami tidak lagi bertiga
seribu suara bergetar teriak maju
lantas kau mau apa....?
bunuh saja seribu jendaral, kami tak butuh pawang jinakan macam
jangan kau menebarkan senduh, agar kaki berhenti melangkah
kau bunuh satu, sepertiga dunia ku
fajar entah kemana kini berlalu, yang di depan hanyalah kelam
by jhoe wain
Fajar dimana
panas ini membakar ku saja
menyalakan jiwa muda berarak dentuman palu
berpijar, memercikan seribu dentuman api semangat
langkah kami serasikan, tangan kami kepalkan
suara kami samakan, merdekaaaa...........!!!
kami anak - anak negri kembali bersuara,
jangan lengah angkatan ini bukan angkatan payah
sebilah pedang kami meruncing
sepercik semangat berkobar membakar
ini perang dini kami
tak akan menyerah, biar puluru tembusi kulit
kami rela demi nusa, kami mati demi bangsa
by jhoe wain